Monday, April 19, 2010

Kartu Biru Dari Bianglala...r.syad hussin


Meski telah kurobek-robek bicara manis di dada malam yang kelam lalu berlari di tengah padang yang luas terbuka sambil membuka baju dan melemparkan nostalgia ke dalam belentara duka bagaikan sang Oidipus Sang Raja yang patah hati menuju ke istana Raja Layus dengan mata yang buta namun aku masih bisa berdiri sambil menatap wajahmu yang tak seayu dahulu.

Ah! Akan terbukahkah kembali nota itu kala rindu mula mencanang genta sepi ditiap malam hening ataukah serpihan dukana biru ungu tetap melekit dalam sendu nafas ragajiwa ditiap perjalanan ke benua rasa?

Untuk apa? Untuk siapa,harus ditangisi kembang kemboja di atas pusara tua,sedang masmur mawar telah lama layu di pintu pagar.Rindukah yang telah memaksa kita meniduri mimpi-mimpi ngeri kala rembulan sering beredar di atas kuburan?

Masih ingatkah,engkau? Kala kembang mawar mengharumi laman rindumu waktu senggang kita melakar benturan kasih di atas perdu puisi-puisi syadu dan kau sering bercerita tentang ombak biru laut cina selatan yang tidak pernah mungkin kita miliki bersama garis tangis menghiris pedih,luka-luka sang nara tetap masih berdarah.

-Maaf,asal kau tahu.Ingin ku jelaskan padamu,cinta kasih kami pada tanah bonda tidak pernah luntur walau darah menitis ke bumi.

Demikian episod demi episod lakaran warnawarni sering tercalit di atas kanvas,kala duka masih bersimpuh di danau resah.Resah menghitung ingatan demi ingatan rontok sekian musim kala harum mekar kembang mawar menghiasi halaman. Masih ada.Masih ada suara suara menggamit serpihan nostalgia memantau hijau biru nada sinis sang primadona.

Pun satu demi satu suara suara itu mendesis desah memugar seribu harapan-harapan harap sang nara lewat benturan semayang angin Darussalam. Di sini hati kita,hati mereka sering tertipu oleh bebayang dalam asyik masyuk memburu gelodak nafsu serakah.

Ah...masihkah kau ingat? Tiga belas tahun nota ini masih segar dalam simpananku dan bagai mimpi yang tidak pernah terduga disuatu senja yang ranum,seorang gadis berblaus kuning terpaku di pintu jendela menyambut salam sang kelana mampir di pelabuhan senjamu dan kita pun tak pernah menduga.

Sedang ada resah di bibir mata,walau hati rusuh apa riang atau curiga kita tetap pasrah bagai sandera mengulum senyum menganyam bicara.

Demikian segala bicara telah terucap disegenap banglas benua rasa,hingga dana sekian abad terkecap telah memuggar sejuta bayang-bayang.Betapa daifnya kita melemparkan nista senafsu rasa tanpa sadar mendera setiap warga,merelakan relung budi terpendam dalam taman keraton penuh dukana biru ungu!

- Maaf,asal kau tahu...para kekasih bumi tidak pernah dan tidak akan pernah ada mungkin menggadaikan maruah.Tak perlu kau berpaling menguntum senyum dibibir yang rekah kerana hati mereka telah lama rontok.

Percayalah,kalau tanganku hina memetik buah khuldi di antara rekahan limau kasturi di taman laranganmu,biar kugigit jari kerana tak mungkin kami tampang tercela dan pasti kuinsafi kau bahawa permata birumu bermata murai belaka atau kulunakkan sukma inderamu dengan jembiah perak hadiah Paduka.Biar para jemaah akan menatap celanamu yang terbuka dan buruk bagai bangkai khinzir.
II

Maaf,meski bertahun kita mengulum rindu menagih kasih seputih awan,sambil menancapkan doa agar pusaka tua tetap milik warisan,namun semuanya tetap berakhir dengan kehancuran demi kehancuran.

Lalu kitapun menyesali keadaan sambil mengutuk sang takdir sedang paduka kekanda tetap ria dalam pelukan manis isteri muda tanpa tahu erti duka yang sering merundung malang nasib kita. Kita para petani yang mengimpikan bunga padi malinja berbunga mutiara.

Bonda,biarlah kuanyam perdu rindu di atas permatang kencana luka ini kerana musika dari sejuta kenangan adalah ingatan rontok yang paling nyeri.Meski tiada lagi belaian kasih atau tangan lembut mencuit impian sejati,akan kutiduri puisi-puisi sepi ini ditiap malam hening pesta kelana bersama serpihan duka di atas ranjang igau.Asal kau tahu anak yang hilang itu masih tetap mengenal Tuhannya.Tuhan Yang Maha Esa.Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Maaf, seandainya bicara ini telah melakar untaian nada biru ungu,sedang musika silam telah lama dilupai orang banyak,namun dia masih mencanang genta purba dalam sukma indera sang nara terpidana oleh pesona madu angkara dendam kencana,sedang kebenaran yang dijunjung oleh kemanusiaan kita sering dieksploitasi oleh keangkuhan demi keangkuhan biadab nafsu amarah para wali yang konon menjunjung keadilan!

Sebenarnya dimana silap kita menangani sangketa amarah ini,papa? Pernahkah kita jujur pada persahabatan atau sudi mendengar bicara terdakwa sebelum menghukum sang nara yang telah mandiri jauh ke hujung benua?

Maaf,hari ini adalah hari proklomasi ulangtahun ke-13 sangketa amarah masih membara dijiwa Sang Hero yang terpidana oleh dendam sang puteri yang dulu pernah berjanji akan mematahkan taring berbisa anjing yang tersepit!

Apa lagi yang isa terucapkan selain terima kasih di atas penghinaan telah diberikan bermusim lalu bersama kembang kemboja di atas pusara tua,namun bulan tetap beredar di atas kuburan ketika para munafik mengaminkan doa orang-orang serakah yang tegar meratah daging busuk sambill menghirup nanah dari kelengkang tunasusila durjana.

III

Angin dingin menerobos masuk lewat pintu jendela yang terkuak lebar.Hujan renyai-renyai masih terus membasahi bumi diiringi dentuman halalintar yang sesekali memancarkan cahaya ke tiap ruang kamar yang terbuka.Dia masih duduk di atas sofa empuk di ruang tamu sambil menyanyi ala karaoke lewat laserdisc yang dibiarkan terus mengalun musik demi musik menghiburkan hatinya yang rusuh,sedang isterinya telah lama terlena dalam kamar tidur bersama puteri puteranya yang keletihan bermain sejak sore tadi.

Dia meneguk baki minuman yang telah lama sejuk.Kemudian dia menuju ke meja tulisnya.Suis komputer dihidupkan.Dia membaca catatan demi catatan yang telah lama disimpan.

.....Sebenarnya siapakah yang rela menerima kedunguan dan ketololan dalam bodohsombong mengambil kataputus atas dasar ingin memiliki sendiri harta kekayaan pusaka moyang?...dia bertanya sendiri seperti orang kesasar.Jejarinya pantas menekan punat tetikus.Fail + Close?Yes!EXIIIIIIIIT>>>>>:

No comments:

Post a Comment